twitter
rss

OSK

Dari tadi malam hujan terus saja mengguyur rumahku. Seakan tak mau pergi hingga pagi datang. Padahal aku masih ingin sekolah pada hari itu. Suasana sekolah pun tergolong sepi. Banyak teman-teman dan guru yang tidak masuk kelas. Alasan yang klasik ‘hujan’. Well, I think, it was good .

Pelajaran ke-5 dan 6 pun masuk. Bu ratih memasuki kelas dengan soal yang sudah di persiapkan. Soal fisika yang seperti biasa dapat ku kerja. Tapi entah mengapa , habis sholat dzuhur semuanya berubah. Shock mengetahui kalau pengumuman olimpiade sudah ada dan aku tidak dapat apa-apa. Niatku ke ruang guru hanya ingin ketemu Pak Chair. Mau kasi proposal OPSI. Tapi Ibu Ratih dan Bu Nisma sudah memberitahuku dengan muka yang sedih. Cuma bisa berkata , “ tidak apa-apa bu. Bukan rejeki itu namanya.”

Mungkin orang berpikir aku bisa menerima. Yah , tidak juara olimpiade bukan artinya akhir dari hidup. Tapi aku tetap saja berharap kalau beberapa menit lagi papa telepon membawakan berita baik buatku dari dkjar. Aku masih mengharapkan keajaiban dari ALLAH. Soal yang ada di hadapanku tidak aku gubris. Cuma berjalan sepintas lalu di otak. Jawabannya hilang melayang .

Tapi hingga saat ini rupanya ALLAH berkehendak lain. Mungkin aku terlalu sombong dan optimis untuk OSN. Terlalu senang untuk membayangkan kalau aku akan ke MEDAN bulan agustus dan langsung ke Aceh. Mungkin memang bukan rejeki. Mungkin sudah rejekinya ARIS. Ya, ya . Now, I just keep smile to take care my pain. Mudah-mudahan aku mendapatkan rejeki lainnya dari-Nya.

0 komentar:

Posting Komentar